MEDIA REKAM TAYANG DAN PERALATAN CINEMATOGRAPHY
Memahami Konsep rekam-tayang :Media dan Peralatan Rekam (Format Media rekam :Betamax,VHS,V 2000 ,U-matic, Betacam ,DV, mini DV, DVCAM,DVCPRO,HDTV dll. Dan Kamera Perekam Video)
I. VIDEO FORMAT
Bikin film sekarang memang gampang. Ada video camera,ada video kasetnya,maka siaplah kita ke lapangan untuk bikin film.
Nah tapi jika kita belum memiliki video kamera, tentunya kita akan
mencarinya lebih dulu. Bisa pinjam, bisa beli. Dan ketika kita
memutuskan untuk pinjam atau beli, ada satu hal yang perlu kita tentukan
lebih dulu ; jenis video kamera dengan format apa yang kita mau pinjam
atau beli.
Setidaknya ada tiga format video rumahan (home video) yang sebelum ini sangat populer tersedia dipasaran :
*Pertama VHS
(Video Home System) yang dikembangkan oleh perusahaan JVC di Jepang .
Format ini sangat populer digunakan di negara-negara Eropa.
Format VHS kemudian disempurnakan dengan memunculkan SVHS
(Super VHS) yang kualitas gambarnya lebih baik daripada VHS, sehingga
banyak digunakan oleh kalangan semiprofessional untuk liputan
dokumentasi seperti: pernikahan, product launching, seminar dll.
*Kedua Betamax,
format ini dikembangkan oleh perusahaan Jepang yang lain, yaitu SONY.
Format ini lebih popular digunakan di Amerika Serikat (USA)
*Ketiga Video 2000. Merupakan pesaing Betamax untuk pasar Amerika.Video 2000 (atau V2000; juga dikenal sebagai Video Compact Cassette, atau VCC)
adalah perekam videotape standard yang dikembangkan oleh Philips dan
Grundig untuk bersaing dengan video teknologi VHS dari JVC dan
Betamax dari Sony . Distribusi produk Video 2000 mulai di tahun 1979
dan berahir pada tahun 1988; V2000 dipasarkan secara eksklusif
kebanyakan dinegara Eropa,Brazil dan Argentina
Dalam perkembangan dunia rekam video kemudian muncul video kamera yang dikenal dengan sebutan handycam dengan format kamera maupun video kaset berukuran kecil (sebesar kaset audio), yang dikenal dengan format V 8
Setelah itu,sejak tahun 1995 dunia mulai diperkenalkan dengan format-format baru video dengan teknologi digital seperti DV (Digital Video), miniDV, DVCAM dan DVCPRO
Video kamera berteknologi digital ini menggunakan chip elektronik untuk menangkap cahaya yang disebut CCD
(Charge Couple Device). CCD bertugas menangkap cahaya dan mengubahnya
menjadi sinyal digital yang selanjutnya diteruskan ke dalam pita kaset
berbentuk sinyal video. Pada kamera digital ini terdapat dua pilihan,
yaitu pada kamera yang lebih murah hanya menggunakan CCD tunggal dan
pada kamera yang lebih mahal sudah menggunakan 3 CCD
Di samping video rumahan, terdapat format video professional untuk
keperluan TV station. Pada era tahun 1980-an SONY memperkenalkan format
U-matic yang terdiri dari dua kualitas,yaitu Low band & Hi band, kemudian format ini pada tahun 90-an digusur oleh format Betacam yang berkualitas lebih baik lagi.Hingga akhirnya dikeluarkan format Digital Betacam yang sampai sekarang digunakan oleh TV station dalam produksi tayangan mereka.
Antara satu format video dengan format video yang lain tidak
kompatibel. Artinya setiap mesin pemutar video (video player) hanya
dapat memutar sebuah format video saja. Kaset VHS hanya dapat diputar
dengan player VHS. Demikian juga kaset Betamax dan V 2000, hanya dapat
diputar dengan Betamax player dan V 2000 player. Tidak ada mesin yang
bersifat multi player sampai saat ini.
TV Station hanya menerima video dengan format professional seperti Betacam.
Jadi kalau kita berniat bikin film yang ingin dijual ke TV station,
gunakan format video professional,agar bisa ditayangkan oleh TV
Broadcasting.
Di antara format rumahan dan format professional terdapat format “semi” professional(prosumer), yaitu format DV / miniDV / DVCAM /DVCPRO .
Secara kualitas-teknis, format semi professional ini sudah menggunakan
tehnologi digital, oleh karena itu format tersebut sudah bisa
digunakan oleh TV station untuk memproduksi acara-acara dokumenter
seperti news dan infotainment.
Kualitas DV lebih baik dan menghasilkan suara lebih tajam dibanding
dengan miniDV ,dan harganya juga jauh lebih mahal. SONY Corporation
mengeluarkan DVCAM untuk jenis format DV ini, sedangkan PANASONIC
memperkenalkan DVCPRO. Baik DVCAM maupun DVCPRO telah mampu menghasilkan
gambar dengan kualitas yang boleh dikatakan hampir sekelas dengan
Digital Betacam. Kamera video dengan format DVCAM atau DVCPRO juga
telah memiliki fitur-fitur seperti kamera professional. Hanya karena
harga video kamera tersebut relative masih mahal, maka kedua jenis
kamera tersebut masih belum terlalu popular dikalangan masyarakat
konsumer, selain itu TV Broadcasting Station biasanya hanya menyediakan
mesin pemancar dengan format Betacam, maka untuk sumber tayangan yang
berasal dari format lain seperti DV / miniDV , harus di transfer dulu
ke format Betacam. Dari format film seluloid pun harus ditransfer
melalui mesin telecine ke dalam kaset dengan format Betacam.
Untuk format video rumahan seperti VHS,Betamax , V 2000 dan V 8
secara kualitas-teknis belum cukup bagus jika dipancarkan melalui TV
Broadcasting Station, karena warna gambarnya akan mengalami penurunan
yang cukup drastis, sehingga tidak enak ditonton oleh pemirsa TV di
rumah.
Format VHS & Betamax perlahan-lahan sudah menghilang dari
pasaran, digantikan oleh format digital DV dalam bentuk kaset kecil
miniDV. Oleh karena itu jika ingin membuat film video yang cukup baik,
gunakanlah setidaknya format DV /miniDV.
Belakangan ini telah muncul format video yang memiliki kualitas
gambar sangat bagus, yaitu HDTV (Hi Devinition Television).Format ini
akan dikembangkan menjadi format pertelevisian dunia, namun sampai
sekarang masih sangat jarang TV station yang mengggunakannya. Jepang
sebagai Negara pengembang system HDTV pun baru merencanakan akan
menerapkan system ini dalam seluruh station pertelevisian pada tahun
2012. Kini baru terbatas beberapa channel TV station di Jepang yang
telah menggunakan HDTV.
Di samping format video,tentu saja ada format film lain yang kita kenal sebagai media perekam gambar, yaitu pita film celluloid.
Jenis format ini biasa digunakan dalam pembuatan film layar lebar.
Format tersebut tersedia dalam ukuran lebar film negatif 8 mm,16 mm. 35
mm,65 mm sampai dengan 70 mm(untuk teater IMAX)
Namun proses yang harus dilalui dalam pengolahan maupun pengambilan
gambar jauh lebih rumit,lama dan mahal, dibanding dengan format video,
yang langsung dapat diketahui hasilnya seketika.
Format film celluloid juga tidak bisa merekam suara(audio). Sehingga
untuk merekam suara / dialog / audio harus menggunakan peralatan lain
seperti DAT (Digital Audio Tape) yang direkam bersamaan ketika
pengambilan gambar(shooting)
Untuk dapat mengetahui hasil pengambilan gambar dengan pita film celluloid, harus dilakukan proses negative development dari exposed film
(film yang telah digunakan dalam pengambilan gambar) dalam
laboratorium pengolah citra , yang menghasilkan film positif sebagai
bahan rush copy agar dapat ditonton melalui proyektor. Dengan mesin telecine, setelah melalui proses negative development, hasil film exposed nya juga dapat ditransfer ke dalam pita video, lalu di playback
dengan video player sesuai format. Jelas bahwa proses menggunakan film
celluloid lebih lama dari pada pembuatan film menggunakan video. Tapi
kelebihan pengambilan gambar menggunakan film celluloid menghasilkan
gambar dengan tata warna yang lebih matang dan natural.
Selain dalam bentuk pita, baik video maupun film, kini juga terdapat
media rekam lain yaitu cakram (CD) ataupun keping memory dan Hard disk.
Media cakram hanya dapat digunakan untuk sekali merekam, sedang keping memory mempunyai banyak format lagi seperti memory stick untuk produk SONY dan SD card
untuk merek-merek lain di luar Sony. Namun sampai kini orang masih
enggan menggunakan media cakram CD ataupun keeping memory untuk
pengambilan gambar yang professional, karena kualitas gambarnya masih
kurang baik, disebabkan media tersebut dalam proses perekaman melakukan
pengkompresian yang cukup besar. Namun agaknya dimasa yang akan
datang, jenis media ini akan sangat dikembangkan karena ukurannya yang
sangat kecil dan bentuknya yang sangat simple, membuat kemudahan
pembawaan dan penyimpanannya.
Setelah mengetahui format-format media rekam gambar, baik video
maupun film celluloid,maka kita sudah bisa menentukan akan menggunakan
yang mana.
Bagi kepentingan pembelajaran dasar-dasar TV Production dan
Cinematography, kita akan mulai dengan menggunakan format-format video
seperti miniDV, agar dapat lebih terjangkau oleh seluruh siswa.
Berbagai merek,kelas dan fitur kamera miniDV tersedia di pasaran.
Dari yang single CCD sampai yang 3 CCD, dari yang berukuran kecil handycam sampai yang berukuran professional.
Namun semua dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah film yang baik.
Karena sebetulnya, intisari sebuah film yang baik lebih terletak pada
konsep dan materi yang akan difilmkan. Oleh karena itu jangan
mempersulit diri dengan mencari peralatan mahal untuk dapat membuat
film, melainkan :gunakanlah peralatan sesederhana mungkin untuk dapat
mewujudkan ide-ide visual kita.
Manusia di belakang peralatan lah yang lebih menentukan kualitas
sebuah tayangan film. Oleh karena itu kita akan lebih memfokuskan kepada
proses penggalian ide kreatif yang istimewa, untuk menghasilkan sebuah
film, daripada berkonsentrasi kepada kecanggihan peralatan.
II. DIGITAL SINEMATOGRAFI
Digital sinematografi adalah proses menangkap gambar
bergerak sebagai gambar digital, bukan pada film. . Capture digital
dapat dilakukan pada tape, hard disk, flash memory, atau media lain
yang dapat merekam data digital. Pada saat teknologi digital telah
membaik, praktik ini telah menjadi semakin umum. Banyak film-film
Hollywood arus utama sekarang diambil gambar sebagian atau sepenuhnya
secara digital.
Banyak vendor telah membawa produk ke pasar, termasuk vendor kamera
film tradisional seperti Arri dan Panavision, serta vendor baru seperti
Red dan Silicon Imaging, dan perusahaan yang berfokus pada konsumen
tradisional dan peralatan video broadcast, seperti Sony dan Panasonic.
Manfaat dan kelemahan film vs digital akuisisi masih diperdebatkan,
tapi penjualan kamera sinematografi digital telah melampaui penjualan
kamera mekanik dalam format 35 mm klasik . Penerimaan sinematografi
digital diperkuat ketika Slumdog Millionaire
menjadi film pertama yang pengambilan gambarnya terutama dalam digital ,
menerima penghargaan Academy Award untuk Best Cinematography. [1] Film
lain yang mendapat academy award, The Curious Case of Benjamin Button, juga ditembak secara digital.Di bawah ini adalah contoh film layar lebar yang terkenal,yang dibuat dengan kamera digital:
· Mel Gibson – Apocalypto
- Alex Proyas – Knowing
- George Lucas – Episodes II dan III dari Star Wars , Red Tails
- Michael Mann – Miami Vice , Collateral , Public Enemies
- Rob Minkoff – The Forbidden Kingdom
- Doug Liman – Jumper ,Fair Game,
- Peter Greenaway – Nightwatching
- Robert Rodriguez – Sin City , Grindhouse , Spy Kids 3-D: Game Over ,Once Upon a
Time In Mexico
- Tony Scott – Déjà Vu
- Roger Donaldson - The Bank JobRoger
- Bryan Singer – Superman Returns
- Sylvester Stallone – Rocky Balboa Sylvester Stallone - Rocky Balboa
- Steven Spielberg , The Adventures of Tintin: The Secret of the Unicorn Steven Spielberg, Petualangan Tintin: Rahasia Kapal Unicorn
- Martin Scorsese - Shine a Light , George Harrison Documentary
- David Zucker – Scary Movie 4
A) SEJARAH
Sejak akhir 1980-an, Sony mulai memasarkan konsep "sinematografi
elektronik", menggunakan kamera HDTV analognya. Upaya itu dianggap
kurang berhasil . Pada tahun 1998, dengan pengenalan perekam HDCAM
dengan 1920 × 1080 piksel digital video kamera berdasarkan teknologi
CCD , sekarang disebut sebagai "sinematografi digital", akhirnya mulai
mendapatkan daya tarik di pasar. Pada Mei 2002 Star Wars Episode II:
Attack of the Clones menjadi film high profil , high budget
pertama yang dirilis, yang dishot dengan 24 frame-per-second
high-definition video digital, menggunakan kamera Sony HDW-F900 .
Kemudian yang kurang dikenal, film Vidocq (2001) dan Rusian Ark
(2002), dishot dengan kamera yang sama.
Secara paralel dengan perkembangan dalam dunia film tradisional
beranggaran tinggi , terjadi revolusi cinema digital dari bawah ke
atas, di kalangan pembuat film beranggaran rendah di luar sistem
Hollywood. Dimulai pada pertengahan 1990-an, dengan diperkenalkannya
Sony DCR-VX1000, format digital MiniDV mulai muncul . MiniDV menawarkan
kualitas yang jauh lebih besar daripada format analog yang
mendahuluinya, pada level harga yang sama. Meskipun kualitasnya
dianggap tidak sebaik menggunakan film, MiniDV camcorder, dalam
hubungannya dengan perangkat lunak editing non-linear dapat di
jalankan pada komputer pribadi(PC), sehingga menyebabkan banyak orang
mulai membuat film , di mana sebelumnya kita tak dapat berbuat
demikian karena tingginya biaya pembuatan di film.
Dewasa ini, perusahaan-perusahaan kamera seperti Sony, Panasonic,
JVC dan Canon menawarkan berbagai pilihan untuk perekaman gambar video
high-definition dengan harga kamera kurang dari $ 10.000 atau sekitar
Rp 10 juta . Pada pasar menengah atas, telah muncul kamera yang
ditujukan khusus untuk pasar sinema digital. Kamera ini dari Arri,
Silicon Imaging, Panavision, Grass Valley dan Red menawarkan resolusi
dan rentang yang dinamis melebihi kamera video tradisional, yang
dirancang untuk resolusi dan rentang dinamis terbatas berbagai stasiun
pemancar televisi.
B) TEKNOLOGI
Film sinema digital , dalam proses serupa dengan fotografi digital
, di mana tidak ada perbedaan teknis yang jelas yang memisahkan gambar
yang diambil pada sinematografi digital dari video, Istilah
"sinematografi digital" biasanya hanya diterapkan dalam kasus di mana
akuisisi film diganti dengan akuisisi digital, pada saat pengambilan
gambar sebuah film. Istilah ini umumnya tidak diterapkan bila akuisisi
digital diganti dengan akuisisi video analog, seperti dalam program
siaran televisi.
Sensor Kamera Digital
Kamera sinematografi digital menangkap gambar menggunakan sensor CMOS atau CCD , biasanya dalam salah satu dari dua pengaturan.
Pengertian CMOS & CCD :
CMOS: Complementary Metal-Oksida-Semikonduktor
adalah sebuah teknologi untuk membuat sirkuit terpadu. Teknologi CMOS
juga digunakan untuk berbagai rangkaian analog seperti sensor gambar,
data konverter, dan transceiver yang sangat terintegrasi untuk berbagai
jenis peralatan komunikasi.
CCD: Charge-Coupled Device adalah
sebuah chip yang memungkinkan transportasi sinyal analog (muatan
listrik) melalui tahap-tahap yang berturutan (kapasitor), .Saat
ini, CCD paling banyak digunakan dalam sensor cahaya CCD mengacu pada
cara bahwa sinyal gambar dibaca dari chip. Di bawah kendali sirkuit
luar, setiap kapasitor dapat memindahkan muatan listrik ke satu atau
lain dari tetangga-tetangganya. CCD digunakan dalam fotografi digital,
digital Fotogrametri, astronomi (terutama dalam fotometri), sensor,
mikroskop elektron, medis fluoroskopi, optik dan UV spektroskopi, dan
teknik kecepatan tinggi seperti pencitraan
Kamera high-end yang dirancang khusus untuk pasar sinematografi
digital sering menggunakan satu sensor (sama seperti kamera foto
digital), dengan dimensi yang sama ukurannya dengan frame film 35 mm
atau bahkan dengan sebuah frame film 65 mm. Gambar dapat
diproyeksikan ke sebuah sensor besar , persis dengan cara yang sama
dapat diproyeksikan ke frame film, jadi kamera dengan desain ini dapat
dibuat dengan PL, PV (pemegang lensa dari Arriflex dan pemegang lensa
dari Panavision)dan pemegang serupa, untuk menggunakan berbagai macam
lensa high end yang tersedia. Sensor besar nya juga membuat kamera
ini dapat mencapai depth of field sebagai
film kamera 35 atau 65 mm , yang menjadi penting karena banyak sineas
mempertimbangkan fokus yang selektif merupakan alat visual utama.
Kamera televisi biasanya menggunakan tiga 1 / 3 "atau 2 / 3" sensor
dalam hubungannya dengan sebuah prisma, dengan masing-masing sensor
menangkap warna yang berbeda. Kamera vendor seperti Sony dan
Panasonic, yang mempunyai akar di kamera broadcast dan kamera konsumen
pasar, telah memanfaatkan pengalaman mereka dengan desain ini menjadi
tiga-produk chip yang ditargetkan secara khusus di pasar sinematografi
digital. Thomson Viper juga menggunakan tiga desain chip. Desain ini
bermanfaat dalam hal reproduksi warna, tapi tidak kompatibel dengan
lensa sinematografi tradisional (walaupun lensa high end keluaran baru
telah dikembangkan dengan kamera ini dalam pikiran), dan tidak mampu
mencapai depth of field 35 mm, kecuali digunakan dengan adaptor depth
of field, yang mengakibatkan hilangnya sedikit cahaya.
III. PERALATAN UMUM PEMBUATAN FILM
A. Camera System
Kamera adalah peralatan utama dalam pengambilan gambar,telah
diuraikan pada bagian pertama bab ini.Dalam hal ini adalah movie
camera,baik film maupun video
B. JIMMY JIBB atau PORTAL JIBB
Alat semacam portal, yang berfungsi sebagai perpanjangan lengan
tangan,agar kamera dapat mengambil gambar dari suatu ketinggian dan
dapat mengayun
C. Dolly track, dolly tripod, dinky dolly
Suatu track (rel) dari pipa yang dipasang lurus maupun melingkar ,agar dapat dijalani oleh kamera dalam rangka mengambil gambar
D. Steady cam
Suatu peralatan yang dipasang pada kamera dan dihuungkan dengan
tubuh cameraman,agar dapat melakukan pengambilan gambar sambil berjalan
atau berlari,namun tidak menimbulkan guncangan pada kamera
E. Lighting System
Berjenis-jenis lampu yang digunakan sebagai penerangan artificial dalam pengambilan gambar
F. Audio System
Boom mic, alat perekam suara yang digunakan dalam pembuatan film
G. Gen Set
Sumber perlistrikan, berupa mesin pembangkit tenaga listrik .
Sehingga lampu-lampu yang diperlukan untuk pengambilan gambar maupun
kamera dan alat perekam yang menggunakan daya listrik dapa t
bekerja
Seperti diketahui,penggunaan daya listrik sangat besar dalam proses
pembuatan sebuah film. Terutama untuk tata cahaya. Lampu-lampu yang
digunakan untuk pengambilan gambar pada umumnya berdaya1000 watt ke
atas. Oleh karena itu biasanya digunakan pembangkit listrik berdaya
sekitar 20 KVA. Gambar di atas adalah mobile genset, yaitu genset yang
biasa dibawa ke lokasi shooting dengan ditarik sebuah jeep.
Profesi-Profesi yang terlibat dalam sebuah produksi acara TV
1. Produser
Adalah orang yang merencanakan sebuah produksi, orang yang yang
kreatif, dapat mengembangkan ide/ gagasan menjadi suatu sajian yang
menarik dan bermanfaat, yang memikirkan materi produksi, sarana
produksi, biaya produksi,organisasi pelaksana produksi, dan tahapan
pelaksanaan produksi.
2. Produser Pelaksana
Adalah Orang yang bertanggung jawab pada pelaksanaan suatu acara televisi
3. Sutradara
Adalah Pengarah program atau Program Director ( PD ).
4. Floor director/ Asisten sutradara
Orang yang bertugas membantu sutradara untuk mengarahkan pemain,crew dan penonton di studio.
5. Switcher
Orang yang membantu pengarah acara men-switch kamera melalui
tombol di meja control. Dalam rekaman studio biasanya memakai sistim
multy kamera.
6. Unit Manager
Adalah orang yang bertanggung jawab pada pengurusan perizinan, transportasi, akomodasi dan konsumsi di lapangan.
7. Kamera Person/ Cameraman
Orang yang mengoperasikan kamera/ orang yang bertanggung jawab pada pengambilan gambar dengan komposisi yang benar
8. Asisten kameramen
Orang yang mendampingi kameramen dan dapat menggantikan kameramen apabila terjadi sesuatu pd kameramen tersebut.
9. Editor
Orang yang mengedit gambar
10. Lightingman
Orang yang bertanggung jawab terhadap tata cahaya
11.Soundman
Orang yang bertanggung jawab pada tata suara
12.Tata rias dan kostum ( Wardrop ). Dll
Sumber : Facebook
No comments:
Post a Comment